Kita pernah sepakat,merancang
pertemuan di ujung mimpi
Ketika malam benar-benar tua
dan dengkur burung hantu tak lagi mengusik
Tapi aku lupa caranya membujuk pelupuk mata terpejam
Irama gelisah, berderak di langit-langit kamar
Sebotol Vodka mengaduk-aduk
nalar masa silam tidak saja bertandang
Ketika gerimis pecah di kaca jendela
Terus menguntit hingga aku tergagap tiap kali mengenang
aku dipaksa menghitung detak waktu yang menggigil di dinding
Kurapatkan sweater merah,
pemberianmu,mencari bau
keringatmu yang mungkin masih
lekat,merapal harap,Jenuh rasa
segera menjatuhkanku dalam kantuk
( tapi aku telah sangat terlambat
kau benar-benar pergi,tanpa
sempat mengucapkan salam seperti yang acap kau kirimkan
lewat pesan singkat tiap pagi)
pertemuan di ujung mimpi
Ketika malam benar-benar tua
dan dengkur burung hantu tak lagi mengusik
Tapi aku lupa caranya membujuk pelupuk mata terpejam
Irama gelisah, berderak di langit-langit kamar
Sebotol Vodka mengaduk-aduk
nalar masa silam tidak saja bertandang
Ketika gerimis pecah di kaca jendela
Terus menguntit hingga aku tergagap tiap kali mengenang
aku dipaksa menghitung detak waktu yang menggigil di dinding
Kurapatkan sweater merah,
pemberianmu,mencari bau
keringatmu yang mungkin masih
lekat,merapal harap,Jenuh rasa
segera menjatuhkanku dalam kantuk
( tapi aku telah sangat terlambat
kau benar-benar pergi,tanpa
sempat mengucapkan salam seperti yang acap kau kirimkan
lewat pesan singkat tiap pagi)