Terukir dalam nama seorang wanita
Memberi arti sebuah senyuman
Kelembutan makna suci dalam pelukan
Memapah angin sesejuk belaian mimpi
Kepada malam,ia tertunduk malu
Berbagi hangat tubuh dalam senyawa rindu
Syair tulus mengantar genggam jemari
Menyusuri pesona sepasang mata bening
Padanya tertambat beribu tanda bibirku
Yang candu menasbihkan rindu
Lembar hari adalah paragraf syahdu putik randu
Bait harapan atas sejumput impian
Dalam setiap koma sebagaiperhentian serupa jeda
Dia mengajariku makna akan percaya
Bahwa serupa di balik setia adalahbahagia
Dahulu,sebelum aku mencintainya
Fajar ketujuh bulan juni
Kembali menghampiri
Menjemput kembali satu angka dari nafasnya
Dari jauh kulihat dia masih tersenyum
Lengkungan indah yang terlarang untuk ku nantikan
Kukirimkan dua rupa warna sebangsa tawa, bersama sebaris do’a ihwal bahagia